What Time Is It ?


Get your own Digital Clock

Sabtu, 01 Maret 2014

Just A Dream part 1



Tittle  : Just A Dream

Genre:  Sad,Family, Happy

Cast:
Kazera Choi / Choi Yoong yoo
Choi Siwon
Choi Jiwon ( Yeodongsaeng Siwon)
Choi Ki ho (Siwon appa)
Jung Hana  (Siwon eoma)
Jeselyn Giezen(Zera mommy)
Jeremy Kim  (oc)
Zen Kim (oc)


Sub cast  :
Ken(oc)
Sanders (oc)
Sam (oc)
Han Sung hyo
Song Hyo yoo
Super Junior Members


Length : Chapter

Author :  Choi Yoong yoo a.k.a Mela Widya

Face book :
Mela Widya
Choi Yoong yoo

Twitter : @mel4asY00n9




Happy Reading



Author Pov


       Sang mentarai mulai merangkak naik kesinggasananya membuat semua orang terbangun dari tidurnya dan memulai aktifitasnya begitupula dengan gadis berusia dua puluh satu tahun ini yang sudah bersiap untuk memulai aktifitasnya  sebagai pelajar disalah satu Universitas terbaik di Amerika , dengan langkah angkuhnya gadis berdarah campuran Korea Amerika itu  menuruni tangga rumah mewahnya dengan ekpresi dinginnya, ekspresi yang biasa di tunjukannya pada siapapun yang di temuinya, Zera gadis itu bernama Kazera Giezen.
“ pagi, sarapan?” wanita paruh baya mengangkat roti panggang yang sudah di olesi selai coklat kesukaan Zera, tanmpa menjawab Zera langsung duduk disamping bocah laki-laki berusia sepuluh tahun bernama Zen.
“ ada apa?” tanya Zera dingin pada Zen yang menatapnya terus
“ kenapa ekspresimu masih seperti itu? Semalam mommy bilang ekspresimu akan berubah jika aku menatapmu dengan lama” jawabnya polos
“ bodoh” lirih Zera
“ sudah jangan mengobrol, bukankah Daddy sudah bilang jangan mengobrol disaat tengah makan” tegur pria paruh baya yang duduk di depan Zera dan Zen.
“ maaf” ucap Zen perlahan sedangkan Zera hanya menatap sekilas wajah menunduk sang adik
“ sudah – sudah , ini untuk Zen, ini untuk Zera dan ini untuk Daddy” wanita paruh baya itu menruh roti di atas piring kedua anaknya dan suaminya secara merata, makan pagi itu berjalan dengan tenang tanmpa ada yang berani membuka suara karena Jeremy sang kepala keluarga tidak suka ada yang bersuara saat tengah makan, selesai sarapan Zen dan Zera bersiap merapikan kembali buku yang berada didalam ranselnya.
“ Zen apa kegiatanmu hari ini?” sang ayah menghampiri anak lelakinya dengan senyum merekah
“ sekolah umm sepulang sekolah aku akan berlatih Kungfu bersama teman-teman” ucap Zen dengan menatap sang ayah
“ dan kau” tunjuk Jeremy pada Zera yang tengah menghabiskan susunya
“ apa?” jawan Zera singkat dengan ekspresi datarnya
“ jangan pulang larut” Zera hanya menghela nafas malas
“ kenapa bersikap seperti itu pada putriku “ wanita paruh baya itu berdiri disamping Zera
“ memangnya kenapa sayang?”
“ daddy Zera adalah putriku berarti dia juga putrimu “
“ mommy, daddy tahu itu tapi Zera selalu menentang peraturan yang daddy buat, pulang larut malam, bahkan tak pulang” sang ayah terlihat menatap Zera tajam
“ daddy bukankah mommy sudah katakana jika Zera sedang sibuk mengurusi pendididkannya yang akan memasuki semester akhir, bukankah daddy tahu jika Zera harus menyelesaikan pendidikannya tahun ini” Jeselyn menatap Suaminya tajam
“ berhenti membelanya”
“ aku tidak membelanya, tapi itu kenyataannya” kedua orang ini saling menatap tajam membuat Zera yang berdiri di samping ibunya menatap jengah ibu kandung dan ayah tirinya yang selalu saja bertengkar karenanya
“ berhenti bertengkar,aku pergi” Zera mulai melangkah keluar dari rumah mewahnya menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya
“ ini kunci mobilnya nona muda” Zera menerima kunci mobil dari salah satu pelayannya
“ terimakasih” ucap Zera, Zera  langsung memasuki mobilnya dan meninggalkan kediaman mewahnya, sepeninggal  Zera ayah dan ibu Zera masih saling menatap tajam dengan keheningan membuat Zen adik laki-laki Zera menatap bingung pada kedua orang tuanya.
“ mommy dan daddy mau sampai kapan saling menatap begitu? Aku kapan pergi kesekolah jika daddy dan mommy masih seperti ini” Zen menatap kesal kedua orang tuanya
“ ah maaf sayang mommy terlalu kesal pada daddymu”  
“ selalu saja seperti  ini jika sudah membahas anak itu” Jeremy menghela nafas beratnya
“ seorang ibu pasti akan membela anaknya” setelah mengucapkan itu Jeselyn meninggalkan ruang makan “


*******


        Zera adalah sosok gadis yang ramah,ceria dan penuh semangat namun semuanya langsung sirna saat mendengar sebuah kenyataan yang begitu menyakitkan, kenyataan yang sangat membuatnya terpukul dan merubahnya menjadi sosok yang akuh dan dingin seperti saat ini. Sebuah keyataan yang sangat berat ia terima karena saat itu Zera baru berusia enam belas tahun saat Zera mengetahui semuanya dan saat itu Zen adiknya baru berusia enam tahun, yah semenjak kelahiran sang adik sikap sang ayah berubah dratis pada Zera, sang ayah mulai bersikap kasar dan terkadang mengucapkan kata-kata kasar pada Zera namun Zera yang masih remaja itu tetap bersikap seperti biasa pada sang ayah namun lagi-lagi sang ayah tidak pernah memberikan sikap yang baik pada Zera hingga membuat sang ibu marah besar dan pada akhirnya ibu dan ayah Zera bertengkar hebat dan disanalah ia mengetahui kenyataan pahit itu.


Flashback




“ kenapa kau bersikap kasar pada Zera? Bukankah Zera bilang dia tidak sengaja menjatuhkan mainan yang di pegang Zen” sang ibu menatap tajam sang suami dengan memeluk Zera
“ tidak sengaja bagaimana? Sudah jelas-jelas anak itu sengaja menjatuhkan mainan putraku sampai Zen mennagis”
“ apa perlu sampai menampar Zera? Ini hanya masalah kecil” Zera menangis didalam pelukan sang ibu karena ini adalah pertama kalinya kedua orang tuanya bertengkar
“ perlu anak itu harus di didik agar bisa bersikap baik pada adiknya, kemari kau anak nakal” sang ayah menarik kasar tangan Zera namun masih ditahan oleh sang ibu
“ sekali lagi kau menyakitinya aku bersumpah tidak akan pernah memaafkanmu sampai kapanpun, kau harus ingat Zera juga anakmu putrimu “
“ putriku? Kau lupa? Aku tidak pernah memiliki anak perempuan anakku hanya Zen dan dia adalah seorang laki-laki” Zera hanya mampu diam mendengar apa yang di katakan ayahnya
“ setelah kau menikahiku maka Zera sudah menjadi putrimu” pertengkeran dari hal spele kini menjadi pertengkaran yang besar
“ Zera bukan putriku tapi Zera putri dari laki-laki tak bertanggung jawab itu, seharusnya kau memberikan hak asuh Zera pada lelaki itu bukan malah membawanya kemari” lagi hati Zera di tikam dengan kata-kata tajam sang ayah tiri
“ aku tak habis pikir padamu Jeselyn, kenapa kau mau saja menjadi selingkuhan dari laki-laki itu dan melahirkan Zera “ 

Duarrrr

 Seakan tersambar petir di siang hari dan seakan bumi runtuh dan meninmpa Zera, dunia gadis itu seakan runtuh seketika saat menedengar kalimat terakhir yang di katakana ayah tirinya.
“ mommy” lirih Zera dan mendongak menatap wajah merah ibunya
“ tidak, dengar sayang tutup telingamu jangan dengarkan apa yang di katakannya “ sang ibu menangkupkan kedua tagannya di kedua telinga Zera
“ dia sudah besar sudah sepantasnya dia tahu semuanya Jeselyn, dia harus tahu semuanya” suara Jeremy sang suami semakin meninggi
“ BELUM SAATNYA DIA TAHU” pekik Jeselyn pada sang suami, Zera sudah jatuh terduduk di lantai dengan tangis yang tersedu, belum, gadis itu belum bisa menerima kenyataan itu “ inilkah yang sebenarnya membuat daddy tak pernah menyukaiku?” batin Zera
“ dengar Jeremy jika kau memnag tidak bisa menerima putriku, sebaiknya kita bercerai biar kedua anakku aku yang urus sendiri” Zera langsung mendapatkan pelukan dari sang ibu
“ dengar sayang semuanya akan baik-baik saja” bisik sang ibu pada Zera.


************


     Keesokan harinya Zera terbangun di kamar yang asing menurutnya karena kamarnya tidak seperti ini, kamar yang di tempati Zera sangat luas dengan disain yang sangat mewah dengan cepat Zera membuka selimut yang yang membungkusnya dan melangkahkan kakinya menuju jedela besar yang tak jauh dari tempat tidurnya, seketika matanya membulat sempurna saat menyadari jika ia tidak berada dirumahnya pemandangan yang sangat indah dari kamar ini Zera bisa melihat gedung-gedung pencakar langit.
“ sudah bangun” Zera berbalik
“ mommy ini dimana?” Zera menghampiri sang ibu
“ kita berada di Hotel sayang, untuk sementara waktu ini kita akan tinggal disini” Zera mengangguk mengerti
“ mommy” lirih Zera
“ ada apa?”
“ ceritakan semuanya padaku” Jeselyn menghela nafas dan menatap putrinya dengan sendu
“ dengarkan mommy berjanjilah kau takan membenci daddy ,mommy atau appamu “ Zera mengangguk
“ saat itu mommy bekerja di perusahaan kakekmu yang berada di Korea Selatan di kota Seoul, mommy bertemu dengan seorang pria yang sangat baik dan juga tampan laki-laki itu membantu mommy dalam mengerjakan semua pekerjaan kantor hingga kami semakin dekat ,dekat dan dekat hingga kami memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih saat mommy memberitahukan pada kakek beliau sangat setuju bahkan meminta kami secepatnya menikah namun satu kenyataan yang harus mommy terima appamu ternyata sudah pernah menikah dan memiliki dua anak satu laki-laki satu perempuan appamu bilang mereka sudah bercerai maka mommy tetap melanjutkan hubungan kami hingga akhirnya kami menikah, namun setelah tiga bulan menikah sebuah fakta menampar mommy jika sebenarnya appamu tidak pernah bercerai dengan istrinya, saat itu istrinya sendiri yang datang menemui mommy,saat itu mommy tengah mengandungmu satu bulan, hancur mommy sangat hancur saat itu istri appamu meminta maaf bahakn bersujud di kaki mommy memohon ampun pada mommy, appamu melakukan semua kebohongan ini hanya untuk mendapatkan sahamnya kembali hingga dia kembali kaya, saat itu mommy memutuskan untuk bercerai dari appamu tanmpa memberi tahu keberadaanmu” tubuh Zera bergetar hebat tubuhnya lemas tak bertenaga semuanya sangat rumit dan menyakitkan
“ maafkan mommy Ze, saat itu mommy bahkan berusaha menggugurkan kandungan mommy berusaha membunuhmu dengan segala cara hingga semuanya gagal “ jelas sang ibu dengan tangis tersedu

Deg

Deg

         Lagi hati Zera terasa di tikam bahkan di cabik sekaligus, satu kenyataan saja sudah mmebuatnya begitu terluka karena ia terlahir dari laki-laki penipu seperti appanya dan kedua ia sudah berapa kali dibunuh oleh ibunya sendiri namun entah bagaimana kini ia sudah terlahir dengan baik, benci Zera benci hidupnya benci appa dan mommynya serta daddynya, ia membenci semua yang menyakut kehidupannya benci sangat membenci hidupnya, kenapa takdir begitu kejam padanya.

         Sejak saat itulah Zera menjadi sosok angkuh dan pendiam tak ada lagi Zera periang,ramah,ceria semuanya sudah sirnah sudah tidak ada lagi kebahagiaan didalam hidupnya.


Flashback End


         Itulah sepenggal kisah hidup dari Zera, kehidupan yang rumit yang mungkin akan membuat siapa saja bunuh diri jika berada didalam kondisi seperti Zera tapi tidak bagi Zera kematian bukan akhir dari segala-galanya.



Author Pov end





Zera Pov




         Seperti malam-malam sebelumnya aku selalu berada di area balap liar bersama sepupu-sepupuku tak ada lagi tempat yang bisa ku datangi  selain tempat ini karena tempat ini mampu menghilangkan kepenatan dalam hidupku meski hanya sementara namun itu cukup membuat ku terhibur, aku adalah salah satu pembalap wanita yang cukup berpengaruh di area ini karena aku adalah penyumbang terbesar di area ini kadang aku hanya duduk diam menonton bahkan terkadang aku turun ke lintasan dengan mobil kebangganya, meskipun aku seorang wanita kemampuanku sama seperti pembalasp profesional .
“ kau tak turun?” Ken menyodorkan satu cup coklat hangat yang entah didapatnya darimana
“ malas” jawabku ketus dan duduk didalam mobilku dan aku sengaja tak menutup pintu mobilnya 


Mobil Bugatti Lamborghini Veneo  adalah satu satu mobil termahal didunia , mobil ini mampu digeber sampai kecepatan 0 - 60 dalam 2,5 detik dengan kecepatan maksimal bisa mencapai 267 mph. ini adalah mobil yang ku beli dengan hasli keringatku sendiri saat itu kakek memintaku membantunya bekerja di perusahaan miliknya dan aku menerimnya dengan senang hati selama satu bulan bekerja dan perusahaan kembali baik aku di bari uang yang sangat banyak oleh kakek yah aku membeli mobil ini dan sisanya aku simpan di bank.
“ kau tahu kakek akan kembali setelah sebulan berada di Jepang” Sam kakak sepupu tertua menghampiriku, Sam adalah putra dari kakak tertua ibuku
“ aku tahu” sahut Ken santai
“ dan kakek sangat kesal saat tahu kita membuat perkumpulan balap liar di area ini” Sam kembali menghela nafas
“ kalian tenang saja, aku yang akan mengurus masalah kekek” aku menutup pintu mobilku dan melajukannya dengan kecepan tinggi meninggalkan area lintasan liar, laju mobilku memelan setelah aku melihat sebuah keluarga yang berjalan melewati zebracross tepat didepanku tiba-tiba perasaan sesak melihat itu membuatku mengingat semua masalahku sakit rasanya sangat sakit aku tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti anak pada kebanyakan dulu hingga sekarang, semua orang berpikir hidupku penuh kebahagiaan memeiliki kakek dan nenek yang kaya pemilik perusahaan otomotif terbesar didunia dak memiliki paman dan bibi yang juga memiliki perusahaan besar di tambah daddyku yang juga seorang pemilik perusahaan berlian terbesar didunia dan ibuku sebagai disainernya lihat betapa kayanya diriku ini tapi aku tak pernah merasa bahagia meski semua keinginanku terpenuhi semuanya.


      Ditambah sebuah kenyataan yang sangat berat harus ku tanggung sendiri appaku adalah seorang penipu ulung demi harta dia tega menipu orang lain dengan mempermainankannya aku membenci appaku aku sangat membencinya  di tambah mommy, mommy sempat ingin membunuhku  dengan berbagai cara saat masih dalam kandungannya  juga membuatku membencinya aku membeci kedua orang tuaku aku sangat membenci mereka berdua dan dengan kejamnya  setelah lahir aku di asuh oleh kakek dan nenekku dari mommy sedangkan appaku dia sama sekali tidak tahu keberadaanku didunia ini, mommy mau mengurusku saat aku berusia lima belas tahun tak berapa lama aku mengetahui faktanya dan membuatku menjauh darinya. Ya tuhan kenapa rasanya begitu pedih kenapa semua ini harus terjadi padaku? Apakah kau  sangat menyayangiku hingga memberiku ujian yang sangat berat seperti ini? Tuhan biarkan aku merasakan kebahagiaan sebentar saja aku mohon ini begitu menyakitkan tuhan.
“ shit” umpatku setelah mendengar nyaringnya bunyi klason mobil di belakangku membuatku langsung melajukan kembali mobilku menuju tempat yang biasa aku kunjungi jika aku merasa kacau, sesampainya di tebing  aku menghentikan mobilku tepat di bibir jurang, jika aku berniat bunuh diri maka aku akan langsung melajukan mobilku hingga terjatuh ke laut yang berada tepat dibawahku namun aku masih memiliki akal sehat
“ shit shit shit “ umpatku dan memukuli dadaku yang semakin sesat
“ aku harus seperti apa tuhan? Kenapa kehidupanku begitu menyedihkan” akhirnya air mata yang sedari ku tahan kini keluar melewati pipiku yang kini pasti memerah
  jika aku bisa memilih aku lebih memilih tak dilahirkan kedunia yang kejam ini” lirihku
“ ARGHHHHHHHHHHHHHHHHH” triakku dan memukul stir dengan membabi buta



********




         Aku mengerjap saat merasakan hangatnya cahaya matahari dengan perlahan aku membuka mataku dengan berusaha menyesuaikan cahaya matahari, semua jendela kamarku yang memang berukuran sangat besar sudah terbuka lebar membuat cahaya matari masuk dengan sangat mudah.
“ pulang malam lagi?” aku menghela nafas malas
“ hum “ sahutku sekenanya
“ Ze bukankah sudah mommy bilang jangan pulang malam Ze itu tidak baik untuk anak gadis sepertimu dan juga sangat berbahaya “ ceramah mommy
“ aku akan baik-baik saja” aku beranjak dari ranjangku dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhku, setelah selesai membersihkan tubuh aku bersiap untuk pergi kuliah hari ini ada kuliah pagi
“ Ze “ mommy membenarkan letak topi yang ku pakai
“ nanti malam aka nada makan malam bersama rekan bisnis dady bisakah pulah cepat?” mommy menatapku penuh harap
“ tidak bisa sepulang kuliah aku diminta menghadap Grandpa ke kantornya”
“ tapi Ze”
“ aku pergi dulu” aku memotong kalimat mommy dan langsung bergegas pergi kuliah
“ Ze” aku menghentikan lagi langkahku yang sudah sampai didepan pintu kamarku
“ hum” sahutku
“ kenapa,kenapa mommy merasa kita semakin jauh ah bukan kau semakin menjauhi  mommy” ada kesedihan didalam kalimatnya
“ memang aku harus bagaimana?”
“ kau hanya perlu kembali menjadi Zera yang pertama kali mommy temui lima belas tahun lalu” aku menunduk, sesak itu kembali menerjangku dan membuat pesakitan di hati yang sudah sakit
“ Zera yang dulu sudah MATI”  aku menekan kalamati diakhir kalimatku dan menatapnya tajam
“ tidak, zera yang dulu masih ada dan akan tetap ada mommy yakin itu” mommy berjalan kearahku dan berhenti tepan didepanku
“ mommy yakin mommy sangat yakin putriku, putri kecilku masih ada dia hanya tertidur sementara dan mommy akan membangunkannya” aku menatap mata sendu yang sudah berurai air mata dengan tatapan datarku
“ jangan pernah mengusiknya, jangan pernah membangunkanya atau kau akan membuatnya mati perlahan Karena pesakitan yang kau berikan dan kenyataan yang harus di terimanya jika sang ibu tidak pernah mengakuinya,seluruh dunia hanya tahu Alexanders Zen adalah putranya, putra tunggal sedangkan Alexandrs Kezera Giezen DI ANGGAP ADIKNYA ADIK  KANDUNGNYA “ bentakku di akhir kalimat
“ padahal kenyataannya Alexanders Kazera adalah putri pertamanya” aku beranjak dari tempatku dan melangkah meninggalkannya yang masih berdiri di tempatnya dengan air mata yang sudah mengalir dengan derasnya.

   



Zera pov End






Author pov




       Malam semakin larut namun tak membuat Zera memejamkan matanya meski semua lampu kamar sudah dipadamkan namun tetap saja Zera tidak bisa memejamkan matanya yah semenjak masalah ini menggerogoti pikirannya dan membebani hidupnya Zera tidak bisa tidur sebelum pukul tiga pagi, itulah kenapa Zera memilih jam sore untuk kuliahnya karena Zera akan bangun pukul sepuluh pagi, entah apa yang dipikirkan Zera mata indah itu hanya diam tanmpa berkedip menatap kososng langit-langit kamarnya yang gelap, tepat pukul tiga pagi Zera sudah memejamkan matanya dan mulai tertidur menyelami alam bawah sadarnya.
“ aku benci kalian “ lirihan itu selalu keluar dari bibir tipis Zera sebelum tidur, Zera selalu berpikir hidupnya kacau dan hancur karena sang ayah, hidupnya kacau setelah sang ibu mengatakan sebuah kebenaran padanya, kehidupan indah bak surga yang Zera kecil rasakan kini berubah menjadi kehidupan hancur bak neraka untuk Zera dewasa.  Sang mentari sudah mulai menaiki singgsananya dan membuat gadis dingin terbangun dari tidurnya dengan erangan yang terdengar lirih Zera mulai beranjak dari ranjang empuknya dan msuk kemar mandi untuk membersihkan dirinya.


       Di menja makan Ken, kakek,nene ,mommy and daddy sudah berkumpul untuk sekedar berbincang dan menghangatkan suasana, Zera menuruni tangga dan langsung masuk ke dapur meski Zera melihat makanan sudah ada di meja makan yang memang sudah disiapkan untuknya namun Zera hanya melewatinya saja tanmpa menyentuh makanan itu karena makanan itu di buat oleh sang ibu dan menjadi rancun untuk Zera.
“ siapkan makanan untukku” perintah Zera pada kepala Maid yang memang tengah berda di dapur
“ nona muda” semua Maid membungkuk pada zera
“ Zera mommy sudah memasakan makan untukmu jadi jangan meminta makanan lagi pada maid” Jeselyn menghampiri Zera
“ aku tidak mau memakannya, cepat buatkan aku makanan” perintah Zera lagi
“ em sayang mommy sudah menyiapkan makanan untukmu”  Jeselyn menyentuh bahu Zera
“ apa harus aku ulangi? “ Zera menepis tangan sang ibu dengan kasar
“ YAKK” bentak sebuah suara arah belakang sang ibu
“ apa kau tidak bisa menghargai usahanya yang telah membuatkanmu makanan?” laki-laki bernama Jeremy itu berdiri di samping Jeselyn
 tidak bisa” jawab Zera tajam
“ kau ini” Jeremy menatap tajam putri tirinya itu
“ sedikit saja cicipi masakan mommy” Jeselyn menatap penuh harap pada Zera
“ jika aku memakannya, aku akan mati” Zera menatap bengis sang ibu dengan tatapan benci dan amarah
“ tidak, tid…….”
“AKU ALERGI HEWAN LAUT TERMASUK IKAN” pekikan Zera menghentikan kalimat sang ibu
“ apa” Jeselyn menatap sendu Zera
“ kau ingin aku memakannya dan setelah itu aku mati, ah ya aku lupa dulu kau sempat ingin membunuhkku jadi sekarang kau ingin melanjutkan rencanamu itu?”
“ tidak sayang, tidak begitu, mommy tidak tahu jika kau alergi hewan laut” Jeselyn menatap pedih putrinya yang masih menatapnyabengis
“ kau tidak pantas menyandang kata mommy karena kau tidak tahu apa-apa tentangku putrimu sendiri” kaliamat Zera semakin melukai hati Jeselyn
“ Zera” lirih Jeselyn.



************



“ grandma rasa kau harus meminta maaf pada ibumu” satu-satunya wanita yang sangat berharga bagi Zera, memeluk tubuh tegap yang terlihat kuat namun sangat rapuh milik Zera
“ tidak” lirih Zera dengan nafas terengah menahan amarah dari dalam dirinya
“ kau tidak boleh bersikap seperti itu pada ibumu, sebesar apapun kesalahannya dia tetap ibumu wanita yag melahirkanmu, ubahlah sikapmu itu” nasehat sang nene justru semakin memancing emosi Zera
“ grandma tidak tahu apa yang kurasakan sehingga grandma mudah mengatakan itu” mata tajam itu menatap sendu sang nenek
“ biarkan aku menjalani semuanya sesuai dengan caraku sendiri” Zera beranjak dari tempanya meninggalkan sang nenek yang masih berdiri di balkon kamar Zera
“ minggu depan kau akan dikirim ke Seoul” langkah Zera berhenti secara otomatis saat mendengar SEOUL
“ grandpamu akan mengirimmu kesana “ Zera menatap sang nenek
 kenapa?”
“ kau harus bertemu ayahmu, ayah kandungmu” seketika pendengaran Zera mendadak tuli tidak ada suara yang bisa didengarnya selain kata yang di ucapkan sang nenek
“ Zera” sentuhan lembut sang nenek membawanya kembali kealam sadarnya
“ minggu depan kau akan segera berangkat, kuliahmu sudah di pindahkan kesana grandpamu memilih universitas terbaik” kecupan yang menenangkan di rasakan Zera
“ kenapa?” lirih Zera lagi
“ dia sudah tahu keberadaanmu, dia sudah tahu jika dia memiliki seorang putri yang sangat cantik dari putri bungsuku dan menjadi cucu tercantikku “
“ grandma” tubuh Zera lemas dan jatuh kelantai dengan tatapan kososng lurus kedepan
“ Zera” sang nenek menhan kepala Zera sehingga tidak membentur lanatai
“ aku tidak mau menemui penipu itu, aku tidak mau grandma aku tidak mau “ racau Zera
“ sayang, kau akan di temani kakak-kakak sepupumu jangan takut sayang” sang nenek memeluk tubuh lemah zera
“ aku tidak mau”
“ AKU TIDAK MAUUUUUUUUUU” pekik Zera






TO Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar