Tittle : Just A Dream
Genre: Sad,Family,
Happy
Cast… :
Kazera Choi / Choi Yoong yoo
Choi Siwon
Choi Jiwon ( Yeodongsaeng Siwon)
Choi Ki ho (Siwon appa)
Jung Hana (Siwon
eoma)
Jeselyn Giezen(Zera mommy)
Jeremy Kim (oc)
Zen Kim (oc)
Sub cast :
Ken(oc)
Sanders (oc)
Sam (oc)
Han Sung hyo
Song Hyo yoo
Super Junior Members
Length : Chapter
Author : Choi Yoong
yoo a.k.a Mela Widya
Face book :
Mela Widya
Choi Yoong yoo
Twitter : @mel4asY00n9
Happy Reading
Author Pov
Sang mentarai
mulai merangkak naik kesinggasananya membuat semua orang terbangun dari
tidurnya dan memulai aktifitasnya begitupula dengan gadis berusia dua puluh
satu tahun ini yang sudah bersiap untuk memulai aktifitasnya sebagai pelajar disalah satu Universitas
terbaik di Amerika , dengan langkah angkuhnya gadis berdarah campuran Korea
Amerika itu menuruni tangga rumah
mewahnya dengan ekpresi dinginnya, ekspresi yang biasa di tunjukannya pada
siapapun yang di temuinya, Zera gadis itu bernama Kazera Giezen.
“ pagi, sarapan?” wanita paruh baya mengangkat roti panggang
yang sudah di olesi selai coklat kesukaan Zera, tanmpa menjawab Zera langsung
duduk disamping bocah laki-laki berusia sepuluh tahun bernama Zen.
“ ada apa?” tanya Zera dingin pada Zen yang menatapnya terus
“ kenapa ekspresimu masih seperti itu? Semalam mommy bilang
ekspresimu akan berubah jika aku menatapmu dengan lama” jawabnya polos
“ bodoh” lirih Zera
“ sudah jangan mengobrol, bukankah Daddy sudah bilang jangan
mengobrol disaat tengah makan” tegur pria paruh baya yang duduk di depan Zera
dan Zen.
“ maaf” ucap Zen perlahan sedangkan Zera hanya menatap
sekilas wajah menunduk sang adik
“ sudah – sudah , ini untuk Zen, ini untuk Zera dan ini
untuk Daddy” wanita paruh baya itu menruh roti di atas piring kedua anaknya dan
suaminya secara merata, makan pagi itu berjalan dengan tenang tanmpa ada yang
berani membuka suara karena Jeremy sang kepala keluarga tidak suka ada yang
bersuara saat tengah makan, selesai sarapan Zen dan Zera bersiap merapikan
kembali buku yang berada didalam ranselnya.
“ Zen apa kegiatanmu hari ini?” sang ayah menghampiri anak
lelakinya dengan senyum merekah
“ sekolah umm sepulang sekolah aku akan berlatih Kungfu
bersama teman-teman” ucap Zen dengan menatap sang ayah
“ dan kau” tunjuk Jeremy pada Zera yang tengah menghabiskan
susunya
“ apa?” jawan Zera singkat dengan ekspresi datarnya
“ jangan pulang larut” Zera hanya menghela nafas malas
“ kenapa bersikap seperti itu pada putriku “ wanita paruh
baya itu berdiri disamping Zera
“ memangnya kenapa sayang?”
“ daddy Zera adalah putriku berarti dia juga putrimu “
“ mommy, daddy tahu itu tapi Zera selalu menentang peraturan
yang daddy buat, pulang larut malam, bahkan tak pulang” sang ayah terlihat
menatap Zera tajam
“ daddy bukankah mommy sudah katakana jika Zera sedang sibuk
mengurusi pendididkannya yang akan memasuki semester akhir, bukankah daddy tahu
jika Zera harus menyelesaikan pendidikannya tahun ini” Jeselyn menatap Suaminya
tajam
“ berhenti membelanya”
“ aku tidak membelanya, tapi itu kenyataannya” kedua orang
ini saling menatap tajam membuat Zera yang berdiri di samping ibunya menatap
jengah ibu kandung dan ayah tirinya yang selalu saja bertengkar karenanya
“ berhenti bertengkar,aku pergi” Zera mulai melangkah keluar
dari rumah mewahnya menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya
“ ini kunci mobilnya nona muda” Zera menerima kunci mobil
dari salah satu pelayannya
“ terimakasih” ucap Zera, Zera langsung memasuki mobilnya dan meninggalkan
kediaman mewahnya, sepeninggal Zera ayah
dan ibu Zera masih saling menatap tajam dengan keheningan membuat Zen adik
laki-laki Zera menatap bingung pada kedua orang tuanya.
“ mommy dan daddy mau sampai kapan saling menatap begitu?
Aku kapan pergi kesekolah jika daddy dan mommy masih seperti ini” Zen menatap
kesal kedua orang tuanya
“ ah maaf sayang mommy terlalu kesal pada daddymu”
“ selalu saja seperti
ini jika sudah membahas anak itu” Jeremy menghela nafas beratnya
“ seorang ibu pasti akan membela anaknya” setelah
mengucapkan itu Jeselyn meninggalkan ruang makan “
*******
Zera adalah
sosok gadis yang ramah,ceria dan penuh semangat namun semuanya langsung sirna
saat mendengar sebuah kenyataan yang begitu menyakitkan, kenyataan yang sangat
membuatnya terpukul dan merubahnya menjadi sosok yang akuh dan dingin seperti
saat ini. Sebuah keyataan yang sangat berat ia terima karena saat itu Zera baru
berusia enam belas tahun saat Zera mengetahui semuanya dan saat itu Zen adiknya
baru berusia enam tahun, yah semenjak kelahiran sang adik sikap sang ayah
berubah dratis pada Zera, sang ayah mulai bersikap kasar dan terkadang
mengucapkan kata-kata kasar pada Zera namun Zera yang masih remaja itu tetap
bersikap seperti biasa pada sang ayah namun lagi-lagi sang ayah tidak pernah
memberikan sikap yang baik pada Zera hingga membuat sang ibu marah besar dan
pada akhirnya ibu dan ayah Zera bertengkar hebat dan disanalah ia mengetahui
kenyataan pahit itu.
Flashback
“ kenapa kau bersikap
kasar pada Zera? Bukankah Zera bilang dia tidak sengaja menjatuhkan mainan yang
di pegang Zen” sang ibu menatap tajam sang suami dengan memeluk Zera
“ tidak sengaja
bagaimana? Sudah jelas-jelas anak itu sengaja menjatuhkan mainan putraku sampai
Zen mennagis”
“ apa perlu sampai
menampar Zera? Ini hanya masalah kecil” Zera menangis didalam pelukan sang ibu
karena ini adalah pertama kalinya kedua orang tuanya bertengkar
“ perlu anak itu harus
di didik agar bisa bersikap baik pada adiknya, kemari kau anak nakal” sang ayah
menarik kasar tangan Zera namun masih ditahan oleh sang ibu
“ sekali lagi kau
menyakitinya aku bersumpah tidak akan pernah memaafkanmu sampai kapanpun, kau
harus ingat Zera juga anakmu putrimu “
“ putriku? Kau lupa?
Aku tidak pernah memiliki anak perempuan anakku hanya Zen dan dia adalah
seorang laki-laki” Zera hanya mampu diam mendengar apa yang di katakan ayahnya
“ setelah kau
menikahiku maka Zera sudah menjadi putrimu” pertengkeran dari hal spele kini
menjadi pertengkaran yang besar
“ Zera bukan putriku
tapi Zera putri dari laki-laki tak bertanggung jawab itu, seharusnya kau
memberikan hak asuh Zera pada lelaki itu bukan malah membawanya kemari” lagi
hati Zera di tikam dengan kata-kata tajam sang ayah tiri
“ aku tak habis pikir
padamu Jeselyn, kenapa kau mau saja menjadi selingkuhan dari laki-laki itu dan
melahirkan Zera “
Duarrrr
Seakan tersambar petir di siang hari dan
seakan bumi runtuh dan meninmpa Zera, dunia gadis itu seakan runtuh seketika
saat menedengar kalimat terakhir yang di katakana ayah tirinya.
“ mommy” lirih Zera
dan mendongak menatap wajah merah ibunya
“ tidak, dengar sayang
tutup telingamu jangan dengarkan apa yang di katakannya “ sang ibu menangkupkan
kedua tagannya di kedua telinga Zera
“ dia sudah besar
sudah sepantasnya dia tahu semuanya Jeselyn, dia harus tahu semuanya” suara
Jeremy sang suami semakin meninggi
“ BELUM SAATNYA DIA
TAHU” pekik Jeselyn pada sang suami, Zera sudah jatuh terduduk di lantai dengan
tangis yang tersedu, belum, gadis itu belum bisa menerima kenyataan itu “
inilkah yang sebenarnya membuat daddy tak pernah menyukaiku?” batin Zera
“ dengar Jeremy jika
kau memnag tidak bisa menerima putriku, sebaiknya kita bercerai biar kedua anakku
aku yang urus sendiri” Zera langsung mendapatkan pelukan dari sang ibu
“ dengar sayang
semuanya akan baik-baik saja” bisik sang ibu pada Zera.
************
Keesokan harinya Zera terbangun di kamar
yang asing menurutnya karena kamarnya tidak seperti ini, kamar yang di tempati
Zera sangat luas dengan disain yang sangat mewah dengan cepat Zera membuka
selimut yang yang membungkusnya dan melangkahkan kakinya menuju jedela besar
yang tak jauh dari tempat tidurnya, seketika matanya membulat sempurna saat
menyadari jika ia tidak berada dirumahnya pemandangan yang sangat indah dari
kamar ini Zera bisa melihat gedung-gedung pencakar langit.
“ sudah bangun” Zera
berbalik
“ mommy ini dimana?”
Zera menghampiri sang ibu
“ kita berada di Hotel
sayang, untuk sementara waktu ini kita akan tinggal disini” Zera mengangguk
mengerti
“ mommy” lirih Zera
“ ada apa?”
“ ceritakan semuanya
padaku” Jeselyn menghela nafas dan menatap putrinya dengan sendu
“ dengarkan mommy
berjanjilah kau takan membenci daddy ,mommy atau appamu “ Zera mengangguk
“ saat itu mommy
bekerja di perusahaan kakekmu yang berada di Korea Selatan di kota Seoul, mommy
bertemu dengan seorang pria yang sangat baik dan juga tampan laki-laki itu
membantu mommy dalam mengerjakan semua pekerjaan kantor hingga kami semakin
dekat ,dekat dan dekat hingga kami memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih
saat mommy memberitahukan pada kakek beliau sangat setuju bahkan meminta kami
secepatnya menikah namun satu kenyataan yang harus mommy terima appamu ternyata
sudah pernah menikah dan memiliki dua anak satu laki-laki satu perempuan appamu
bilang mereka sudah bercerai maka mommy tetap melanjutkan hubungan kami hingga
akhirnya kami menikah, namun setelah tiga bulan menikah sebuah fakta menampar
mommy jika sebenarnya appamu tidak pernah bercerai dengan istrinya, saat itu
istrinya sendiri yang datang menemui mommy,saat itu mommy tengah mengandungmu
satu bulan, hancur mommy sangat hancur saat itu istri appamu meminta maaf
bahakn bersujud di kaki mommy memohon ampun pada mommy, appamu melakukan semua
kebohongan ini hanya untuk mendapatkan sahamnya kembali hingga dia kembali
kaya, saat itu mommy memutuskan untuk bercerai dari appamu tanmpa memberi tahu
keberadaanmu” tubuh Zera bergetar hebat tubuhnya lemas tak bertenaga semuanya
sangat rumit dan menyakitkan
“ maafkan mommy Ze,
saat itu mommy bahkan berusaha menggugurkan kandungan mommy berusaha membunuhmu
dengan segala cara hingga semuanya gagal “ jelas sang ibu dengan tangis tersedu
Deg
Deg
Lagi hati Zera terasa di tikam bahkan
di cabik sekaligus, satu kenyataan saja sudah mmebuatnya begitu terluka karena
ia terlahir dari laki-laki penipu seperti appanya dan kedua ia sudah berapa
kali dibunuh oleh ibunya sendiri namun entah bagaimana kini ia sudah terlahir
dengan baik, benci Zera benci hidupnya benci appa dan mommynya serta daddynya,
ia membenci semua yang menyakut kehidupannya benci sangat membenci hidupnya,
kenapa takdir begitu kejam padanya.
Sejak saat itulah Zera menjadi sosok angkuh
dan pendiam tak ada lagi Zera periang,ramah,ceria semuanya sudah sirnah sudah
tidak ada lagi kebahagiaan didalam hidupnya.
Flashback End
Itulah
sepenggal kisah hidup dari Zera, kehidupan yang rumit yang mungkin akan membuat
siapa saja bunuh diri jika berada didalam kondisi seperti Zera tapi tidak bagi
Zera kematian bukan akhir dari segala-galanya.
Author Pov end
Zera Pov
Seperti
malam-malam sebelumnya aku selalu berada di area balap liar bersama sepupu-sepupuku
tak ada lagi tempat yang bisa ku datangi selain tempat ini karena tempat ini mampu
menghilangkan kepenatan dalam hidupku meski hanya sementara namun itu cukup
membuat ku terhibur, aku adalah salah satu pembalap wanita yang cukup
berpengaruh di area ini karena aku adalah penyumbang terbesar di area ini
kadang aku hanya duduk diam menonton bahkan terkadang aku turun ke lintasan
dengan mobil kebangganya, meskipun aku seorang wanita kemampuanku sama seperti
pembalasp profesional .
“ kau tak turun?” Ken menyodorkan satu cup coklat hangat
yang entah didapatnya darimana
“ malas” jawabku ketus dan duduk didalam mobilku dan aku
sengaja tak menutup pintu mobilnya
Mobil Bugatti Lamborghini Veneo adalah satu satu mobil termahal didunia ,
mobil ini mampu digeber sampai kecepatan 0 - 60 dalam 2,5 detik dengan
kecepatan maksimal bisa mencapai 267 mph. ini adalah mobil yang ku beli dengan
hasli keringatku sendiri saat itu kakek memintaku membantunya bekerja di
perusahaan miliknya dan aku menerimnya dengan senang hati selama satu bulan
bekerja dan perusahaan kembali baik aku di bari uang yang sangat banyak oleh
kakek yah aku membeli mobil ini dan sisanya aku simpan di bank.
“ kau tahu kakek akan kembali setelah
sebulan berada di Jepang” Sam kakak sepupu tertua menghampiriku, Sam adalah
putra dari kakak tertua ibuku
“ aku tahu” sahut Ken santai
“ dan kakek sangat kesal saat tahu kita
membuat perkumpulan balap liar di area ini” Sam kembali menghela nafas
“ kalian tenang saja, aku yang akan
mengurus masalah kekek” aku menutup pintu mobilku dan melajukannya dengan
kecepan tinggi meninggalkan area lintasan liar, laju mobilku memelan setelah
aku melihat sebuah keluarga yang berjalan melewati zebracross tepat didepanku
tiba-tiba perasaan sesak melihat itu membuatku mengingat semua masalahku sakit
rasanya sangat sakit aku tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti anak pada
kebanyakan dulu hingga sekarang, semua orang berpikir hidupku penuh kebahagiaan
memeiliki kakek dan nenek yang kaya pemilik perusahaan otomotif terbesar
didunia dak memiliki paman dan bibi yang juga memiliki perusahaan besar di
tambah daddyku yang juga seorang pemilik perusahaan berlian terbesar didunia
dan ibuku sebagai disainernya lihat betapa kayanya diriku ini tapi aku tak
pernah merasa bahagia meski semua keinginanku terpenuhi semuanya.
Ditambah sebuah kenyataan yang sangat berat harus ku tanggung sendiri
appaku adalah seorang penipu ulung demi harta dia tega menipu orang lain dengan
mempermainankannya aku membenci appaku aku sangat membencinya di tambah mommy, mommy sempat ingin
membunuhku dengan berbagai cara saat
masih dalam kandungannya juga membuatku
membencinya aku membeci kedua orang tuaku aku sangat membenci mereka berdua dan
dengan kejamnya setelah lahir aku di
asuh oleh kakek dan nenekku dari mommy sedangkan appaku dia sama sekali tidak
tahu keberadaanku didunia ini, mommy mau mengurusku saat aku berusia lima belas
tahun tak berapa lama aku mengetahui faktanya dan membuatku menjauh darinya. Ya
tuhan kenapa rasanya begitu pedih kenapa semua ini harus terjadi padaku? Apakah
kau sangat menyayangiku hingga memberiku
ujian yang sangat berat seperti ini? Tuhan biarkan aku merasakan kebahagiaan
sebentar saja aku mohon ini begitu menyakitkan tuhan.
“ shit” umpatku setelah mendengar
nyaringnya bunyi klason mobil di belakangku membuatku langsung melajukan
kembali mobilku menuju tempat yang biasa aku kunjungi jika aku merasa kacau,
sesampainya di tebing aku menghentikan
mobilku tepat di bibir jurang, jika aku berniat bunuh diri maka aku akan
langsung melajukan mobilku hingga terjatuh ke laut yang berada tepat dibawahku
namun aku masih memiliki akal sehat
“ shit shit shit “ umpatku dan memukuli
dadaku yang semakin sesat
“ aku harus seperti apa tuhan? Kenapa
kehidupanku begitu menyedihkan” akhirnya air mata yang sedari ku tahan kini
keluar melewati pipiku yang kini pasti memerah
“
jika aku bisa memilih aku lebih memilih tak dilahirkan kedunia yang
kejam ini” lirihku
“ ARGHHHHHHHHHHHHHHHHH” triakku dan
memukul stir dengan membabi buta
********
Aku mengerjap saat merasakan hangatnya cahaya matahari dengan perlahan
aku membuka mataku dengan berusaha menyesuaikan cahaya matahari, semua jendela
kamarku yang memang berukuran sangat besar sudah terbuka lebar membuat cahaya matari
masuk dengan sangat mudah.
“ pulang malam lagi?” aku menghela
nafas malas
“ hum “ sahutku sekenanya
“ Ze bukankah sudah mommy bilang jangan pulang malam Ze itu
tidak baik untuk anak gadis sepertimu dan juga sangat berbahaya “ ceramah mommy
“ aku akan baik-baik saja” aku beranjak dari ranjangku dan
memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhku, setelah selesai membersihkan
tubuh aku bersiap untuk pergi kuliah hari ini ada kuliah pagi
“ Ze “ mommy membenarkan letak topi yang ku pakai
“ nanti malam aka nada makan malam bersama rekan bisnis dady
bisakah pulah cepat?” mommy menatapku penuh harap
“ tidak bisa sepulang kuliah aku diminta menghadap Grandpa
ke kantornya”
“ tapi Ze”
“ aku pergi dulu” aku memotong kalimat mommy dan langsung
bergegas pergi kuliah
“ Ze” aku menghentikan lagi langkahku yang sudah sampai
didepan pintu kamarku
“ hum” sahutku
“ kenapa,kenapa mommy merasa kita semakin jauh ah bukan kau
semakin menjauhi mommy” ada kesedihan
didalam kalimatnya
“ memang aku harus bagaimana?”
“ kau hanya perlu kembali menjadi Zera yang pertama kali
mommy temui lima belas tahun lalu” aku menunduk, sesak itu kembali menerjangku
dan membuat pesakitan di hati yang sudah sakit
“ Zera yang dulu sudah MATI”
aku menekan kalamati diakhir kalimatku dan menatapnya tajam
“ tidak, zera yang dulu masih ada dan akan tetap ada mommy
yakin itu” mommy berjalan kearahku dan berhenti tepan didepanku
“ mommy yakin mommy sangat yakin putriku, putri kecilku
masih ada dia hanya tertidur sementara dan mommy akan membangunkannya” aku
menatap mata sendu yang sudah berurai air mata dengan tatapan datarku
“ jangan pernah mengusiknya, jangan pernah membangunkanya
atau kau akan membuatnya mati perlahan Karena pesakitan yang kau berikan dan
kenyataan yang harus di terimanya jika sang ibu tidak pernah mengakuinya,seluruh
dunia hanya tahu Alexanders Zen adalah putranya, putra tunggal sedangkan
Alexandrs Kezera Giezen DI ANGGAP ADIKNYA ADIK
KANDUNGNYA “ bentakku di akhir kalimat
“ padahal kenyataannya Alexanders Kazera adalah putri
pertamanya” aku beranjak dari tempatku dan melangkah meninggalkannya yang masih
berdiri di tempatnya dengan air mata yang sudah mengalir dengan derasnya.
Zera pov End
Author pov
Malam semakin
larut namun tak membuat Zera memejamkan matanya meski semua lampu kamar sudah
dipadamkan namun tetap saja Zera tidak bisa memejamkan matanya yah semenjak
masalah ini menggerogoti pikirannya dan membebani hidupnya Zera tidak bisa
tidur sebelum pukul tiga pagi, itulah kenapa Zera memilih jam sore untuk
kuliahnya karena Zera akan bangun pukul sepuluh pagi, entah apa yang dipikirkan
Zera mata indah itu hanya diam tanmpa berkedip menatap kososng langit-langit
kamarnya yang gelap, tepat pukul tiga pagi Zera sudah memejamkan matanya dan
mulai tertidur menyelami alam bawah sadarnya.
“ aku benci kalian “ lirihan itu selalu keluar dari bibir
tipis Zera sebelum tidur, Zera selalu berpikir hidupnya kacau dan hancur karena
sang ayah, hidupnya kacau setelah sang ibu mengatakan sebuah kebenaran padanya,
kehidupan indah bak surga yang Zera kecil rasakan kini berubah menjadi
kehidupan hancur bak neraka untuk Zera dewasa.
Sang mentari sudah mulai menaiki singgsananya dan membuat gadis dingin
terbangun dari tidurnya dengan erangan yang terdengar lirih Zera mulai beranjak
dari ranjang empuknya dan msuk kemar mandi untuk membersihkan dirinya.
Di menja makan
Ken, kakek,nene ,mommy and daddy sudah berkumpul untuk sekedar berbincang dan
menghangatkan suasana, Zera menuruni tangga dan langsung masuk ke dapur meski
Zera melihat makanan sudah ada di meja makan yang memang sudah disiapkan
untuknya namun Zera hanya melewatinya saja tanmpa menyentuh makanan itu karena
makanan itu di buat oleh sang ibu dan menjadi rancun untuk Zera.
“ siapkan makanan untukku” perintah Zera pada kepala Maid
yang memang tengah berda di dapur
“ nona muda” semua Maid membungkuk pada zera
“ Zera mommy sudah memasakan makan untukmu jadi jangan
meminta makanan lagi pada maid” Jeselyn menghampiri Zera
“ aku tidak mau memakannya, cepat buatkan aku makanan”
perintah Zera lagi
“ em sayang mommy sudah menyiapkan makanan untukmu” Jeselyn menyentuh bahu Zera
“ apa harus aku ulangi? “ Zera menepis tangan sang ibu
dengan kasar
“ YAKK” bentak sebuah suara arah belakang sang ibu
“ apa kau tidak bisa menghargai usahanya yang telah membuatkanmu
makanan?” laki-laki bernama Jeremy itu berdiri di samping Jeselyn
“ tidak bisa” jawab
Zera tajam
“ kau ini” Jeremy menatap tajam putri tirinya itu
“ sedikit saja cicipi masakan mommy” Jeselyn menatap penuh
harap pada Zera
“ jika aku memakannya, aku akan mati” Zera menatap bengis
sang ibu dengan tatapan benci dan amarah
“ tidak, tid…….”
“AKU ALERGI HEWAN LAUT TERMASUK IKAN” pekikan Zera menghentikan
kalimat sang ibu
“ apa” Jeselyn menatap sendu Zera
“ kau ingin aku memakannya dan setelah itu aku mati, ah ya
aku lupa dulu kau sempat ingin membunuhkku jadi sekarang kau ingin melanjutkan
rencanamu itu?”
“ tidak sayang, tidak begitu, mommy tidak tahu jika kau alergi
hewan laut” Jeselyn menatap pedih putrinya yang masih menatapnyabengis
“ kau tidak pantas menyandang kata mommy karena kau tidak
tahu apa-apa tentangku putrimu sendiri” kaliamat Zera semakin melukai hati
Jeselyn
“ Zera” lirih Jeselyn.
************
“ grandma rasa kau harus meminta maaf pada ibumu”
satu-satunya wanita yang sangat berharga bagi Zera, memeluk tubuh tegap yang
terlihat kuat namun sangat rapuh milik Zera
“ tidak” lirih Zera dengan nafas terengah menahan amarah
dari dalam dirinya
“ kau tidak boleh bersikap seperti itu pada ibumu, sebesar
apapun kesalahannya dia tetap ibumu wanita yag melahirkanmu, ubahlah sikapmu
itu” nasehat sang nene justru semakin memancing emosi Zera
“ grandma tidak tahu apa yang kurasakan sehingga grandma
mudah mengatakan itu” mata tajam itu menatap sendu sang nenek
“ biarkan aku menjalani semuanya sesuai dengan caraku sendiri”
Zera beranjak dari tempanya meninggalkan sang nenek yang masih berdiri di
balkon kamar Zera
“ minggu depan kau akan dikirim ke Seoul” langkah Zera berhenti
secara otomatis saat mendengar SEOUL
“ grandpamu akan mengirimmu kesana “ Zera menatap sang nenek
“ kenapa?”
“ kau harus bertemu ayahmu, ayah kandungmu” seketika
pendengaran Zera mendadak tuli tidak ada suara yang bisa didengarnya selain
kata yang di ucapkan sang nenek
“ Zera” sentuhan lembut sang nenek membawanya kembali kealam
sadarnya
“ minggu depan kau akan segera berangkat, kuliahmu sudah di
pindahkan kesana grandpamu memilih universitas terbaik” kecupan yang
menenangkan di rasakan Zera
“ kenapa?” lirih Zera lagi
“ dia sudah tahu keberadaanmu, dia sudah tahu jika dia
memiliki seorang putri yang sangat cantik dari putri bungsuku dan menjadi cucu
tercantikku “
“ grandma” tubuh Zera lemas dan jatuh kelantai dengan
tatapan kososng lurus kedepan
“ Zera” sang nenek menhan kepala Zera sehingga tidak
membentur lanatai
“ aku tidak mau menemui penipu itu, aku tidak mau grandma
aku tidak mau “ racau Zera
“ sayang, kau akan di temani kakak-kakak sepupumu jangan
takut sayang” sang nenek memeluk tubuh lemah zera
“ aku tidak mau”
“ AKU TIDAK MAUUUUUUUUUU” pekik Zera
TO Be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar